Museum Karl May di Radebeul
Museum Karl May di Radebeul.
Tue Mar 8, 2005 12:21 pm
Museum Karl May di Radebeul .
Kata “museum” selalu saya hubungkan dengan tempat
dimana dikumpulkan apa saja yang ada hubungannya
dengan nama atau tema dari museum tsb. Demikian
juga Museum Karl May (MKM), satu museum yang
mengoleksi apa saja yang ada hubungannya dengan
KM.
Apalagi MKM ini mengambil tempat di Villa Shater-
hand, rumah kediaman KM dan istrinya yang terakhir
Klara,sampai saat mereka meninggal.
20 tahun yang lalu,untuk pertama kalinya saya dengan
anak saya mengunjungi MKM,hanya saja saat itu MKM
sedang direnovasi,jadi yang dibuka untuk umum hanya
gedung kayu Die Baerenfett, dan karena saat itu musim
panas,jadi banyak pengunjungnya,terutama anak2 seko-
lah,jadi kami praktis tidak dapat melihat apa2.
Tetapi tanggal 11 Desember yang lalu,saya diantar oleh
Bp. John Piry,mengunjungi MKM sekali lagi,dan sudah
resmi jadi warga PMKI, dan saat itu saya baru puas da-
pat menikmati semua yang dipamerkan,dan juga Villa
Shaterhand yang sudah direnovasi,juga karena pengun-
jungnya hanya bbrp glintir,maka saya sempat melihat
tiap exponen berapa lama mau saya,dan juga sempat
menulis bbrp catatan yang saya perlukan.
Yang sangat menarik adalah ruang kerja KM,dengan
perpustakaannya.
Saya sadar bahwa saya tidak akan menemui sesuatupun
yang ada kaitannya dengan tokoh2 dalam bukunya,ka-
rena semua tokoh2 tsb. adalah kaya ada dalam „fan-
tasi“ KM yang luar biasa,dan makin saya sadari,bahwa
KM itu memang luar biasa,semua ceritanya hanya ada
dalam dunia fantasinya,ditulis dikamar kerjanya dan
hanya menggunakan bbrp buku atau ensiklopedi yang
dibutuhkan,yang tersedia saat itu.
Jadi saya tidak heran,kalau Ernst Bloch mengatakan :
„Es gibt nur Hegel und Karl May. Alles dazwischen
ist eine unreine Mischung!“ Alih basa bebas saya :
„Hanya ada Hegel dan Karel May, lainnya itu ha-
nya suatu campuran yang tidak murni/bersih!”
Jangan mengharapkan,kalau kita akan menemui pa-
kaian yang dipakai oleh OS,atau Winnetou,atau
senapan pembunuh beruang atau senapan ajaibnya
OS,atau senapan peraknya Winnetou,atau gambar
Rih atau Hatatita. Semua itu harus kita bayangkan,
dan percaya seluruhnya pada apa yang ditulis KM,
jadi kita harus dapat menempatkan diri kita sebagai
salah seorang saksi mata dari semua kejadian2 tsb.,
dan barulah kita dapat „menikmati“ tulisannya.
Juga kita harus dapat menempatkan diri kita kembali
ke abad 19 dan termasuk cara berpikir saat itu.
Karena itu saya juga tidak mencari dalam peta ,di-
mana suku Apache itu hidup disaat itu,karena saya
pernah membaca buku mengenai suku Indian di
Amerika Utara,bahwa suku Apache itu sendiri ti-
dak eksis.(Apakah ada teman yang dapat menjelas-
Juga kalau kita lihat barang2 yang dipamerkan,
yang mengenai „suku“ Apache hanya ada satu
lemari kecil saja.
Foto2 KM sendiri waktu mengunjungi Timteng,
tidak ada hubungannya sama sekali dengan tokoh
Kara ben Nemsi,karena itu hanya sebagai peleng-
kap dokumen,bahwa KM pernah mengunjungi
Timteng,tetapi jauh sesudah selesai menulis ce-
rita2 petualangan Kara ben Nemsi dengan Haji
Omar Halef bin Haji Gozara dsl.
Sekian,laporan dan kesan2 saya dari kunjungan
saya ke MKM,tanggal 11.12.2004 yang lalu.
juga rasa terima kasih se-besar2nya saya ucapkan
kepada Bp. Jogn Piry yang sudah bersusah payah
menjemput dan mengantar saya sehari penuh,pa-
dahal hari itu cuacanya dingin sekali.
Praha,14.12.2004
Martinus Soedjoko
PS.1. Tulisan ini sangat terlambat saya kirimkan,
karena disamping pekerjaan diakhir dan awal
tahun banyak sekali,juga karena hampir 2 bulan
tidal enak badan,maklum tulang2nya sudah ke-
kurangan kapurnya.
PS .2. Sampai saat ini saya masih dalam kondisi
belum “sembuh”,karena ternyata paru2 saya
terserang dan saya anggap enteng,karena saya
telah disuntik anti flu,ternyata jenis flu kali ini
lain,dan suntikan itu tidak mempan.Apalagi seka-
rang ini cuacanya ekstrim sekali,pagi 12 derajat
dibawah 0.siyang sekitar 0 dan malam turun la-
gi .
Djoko
Praha,8.3.2005
alm. Martinus Soedjoko (mantan mahasiswa Indonesia di Cekoslowakia)